seharusnya kita tak pernah kembali
lagi
disini terpampang politik
dikepala
mereka
menaruh terlalu banyak suara
agar kita lupa
bahwa hidup sudah terlalu hina
bahkan bagi kita
mengucapkan sepatah kata
yang hilang melayang
dan kembali
pada kekosongannya.
lalu
untuk apa
pada suatu hari kau bercerita
sedang besok
telah kau anggap berbeda
bersama musim
dalam titik-titik hujan
dan aroma yang kelamaan
tak lagi dicerna.
semuanya telah menjadi
imajinasi
yang tak sempurna
dan menyata
pada sepasang mata dan telinga
sebuah mulut
yang menghalusinasi
pada nafas
belaka
dan bukan lagi diri yang
sesungguhnya
adalah dirimu juga.
aku enggan mati disini
atau hidup disana
melacur
pada
kedipan mata..
biarkan aku sendiri saja
karena sesungguhnya
aku pun
tak pernah ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar